HOME RUN TO JESUS

Tim Tuhan melawan tim Setan, tim Tuhan mendapat giliran memukul. Score masih kosong-kosong padahal waktu hampir berakhir. Pertandingan berlangsung ketat.

Pemain yang bernama “KASIH” mendapat giliran memukul bola dan berhasil mencapai perhentian (base) pertama, karena “KASIH” tak pernah gagal.

Kemudian giliran “IMAN” yang juga berhasil, karena “IMAN” bekerja bersama-sama “KASIH”.

Setelah itu, giliran “HIKMAT ALLAH” dan ia pun berhasil memukul bola dan lari ke ‘base’.

Namun ketiganya belumlah kembali ke homebase. Kemudian Tuhan pun mengatakan kepada Pelatih, “keluarkan pemain bintang kita.”

Dan masuklah “ANUGERAH” ke lapangan untuk memukul bola.

Setan berkata “Tampangnya tak terlihat hebat.” Tim Setan meremehkannya.

Maka bola pun di lemparkan, “Buuukkkkkkkkk ! O la la, “ANUGERAH” memukul bola lebih keras dari pemain-pemain sebelumnya. “ANUGERAH” memukul bola dengan kerasnya sampai-sampai bola melambung tinggi sekali dan tak terjangkau oleh pemain tim Setan… sampai akhirnya… ‘home run’ !!!

Tim Tuhan menang.

Kemudian Tuhan bertanya kepada Pelatih, sekiranya dia tahu mengapa IMAN, HIKMAT ALLAH dan KASIH dapat mencapai base, namun tidak dapat memenangkan game dan malah ANUGERAH yang melakukannya.

Pelatih menggeleng tidak tahu. Tuhan pun lalu menjelaskan, “Jika kasihmu, imanmu, dan hikmat Allah yang ada padamu berhasil memenangkan pertandingan, maka kau akan berpikir bahwa itu semua karena hasil usahamu sendiri. Kasih, iman dan hikmat Allah mampu membawamu ke base, tapi tidak mampu membawamu pulang (home run), hanya anugerah-Ku yang mampu melakukannya. Hanya anugerah-Ku yang tidak dapat iblis curi”.

Semoga, anugerah Allah melingkupi hari-harimu kawanku… seperti telah senantiasa melingkupi ku… God Bless us all my friends..

Mengucap Syukur

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak kaya…Lalu Dia menunjukkan seorang pria dengan banyak harta, tetapi hidup kesepian, dan tidak memiliki siapapun untuk berbagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak cantik…Lalu Dia menunjukkan seorang wanita dengan kecantikan yang melebihi lainnya, tetapi memiliki karakter yang buruk.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia membiarkan aku menjadi tua…Lalu Dia menujukkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sedang terbujur kaku, meninggal karena kecelakaan mobil.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak memiliki rumah besar…Lalu Dia menunjukkan sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang, baru saja diusir dari rumah yang kecil sesak…dan terpaksa tinggal dijalanan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku harus bekerja…Lalu Dia menunjukkan seorang pria, yang tidak bisa menemukan satu pekerjaan pun, karena tidak memiliki kesempatan untuk belajar membaca.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak menjadi orang terkenal…Lalu Dia menunjukkan seseorang yang memiliki banyak sahabat, tetapi semuanya pergi ketika orang itu tidak memiliki harta lagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak pintar…Lalu Dia menunjukkan seorang yang terlahir jenius, tetapi dipenjara karena menyalahgunakan kepintarannya untuk kejahatan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia begitu sabar dengan orang yang tidak bisa bersyukur seperti aku…Dia lalu menunjukkan AlkitabNya…Dia menunjukkan AnakNya, yang telah mengambil alih tempatku di Kalvari.

Aku tahu sekarang betapa besar Ia mengasihiku…Dan itu cukup bagiku.

I TESALONIKA 5:18’Mengucap syukurlah dalam segala hal,sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.’

 

Mengucap-Syukur-Dalam-Segala-Hal-300x300

WAKTU TUHAN MENCIPTAKAN SEORANG IBU

Waktu Tuhan menciptakan seorang ibu, Ia bekerja ‘overtime’ pada hari ke-6.

Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut: “Tuhan, banyak nian waktu yang Tuhan habiskan untuk menciptakan ‘ibu’ ini?”

Dan Tuhan menjawab pelan: “Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan? Ibu ini harus terbuat dari bahan yang bisa dicuci tapi bukan dari plastik. Harus terdiri dari 200 bagian yang lentur, lemas, dan tidak cepat capai. Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya.. Memiliki telinga yang lebar untuk menampung keluhan, memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan kaki yang keseleo, lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah dan enam pasang tangan!!!”

Malaikat itu menggeleng-gelengka n kepalanya: “Enam pasang tangan…?”

“Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik….”, balas Tuhan.

“Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu.”

“Bagaimana modelnya?” malaikat semakin heran.

Tuhan mengangguk-angguk: “Sepasang mata yang dapat menembus ‘pintu’ yang tertutup rapat dan bertanya ‘Apa yang sedang kau lakukan di di dalam situ?’ padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat. Dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata ‘Saya mengerti dan saya sayang padamu!’ meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun..”

“Tuhan,” kata malaikat itu lagi, “istirahatlah!”

“Tidak bisa! Saya sudah hampir selesai. Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit. Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging. Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi.

” Akhirnya, malaikat membalik-balikkan contoh ibu dengan perlahan. “Terlalu lunak!” katanya memberi komentar.

“Tetapi kuat!” kata Tuhan bersemangat. “Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang ia bisa tanggung, pikul dan derita!”

“Apakah ia dapat berpikir?” tanya malaikat lagi.

“Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi,” kata Sang Pencipta.

Akhirnya malaikat menyentuh sesuatu di pipi: “Eh, ada kebocoran di sini!”

“Itu bukan kebocoran,” kata Tuhan, “Itu adalah tempat air mata”.

“Untuk apa air mata?” tanya malaikat lagi..

Tuhan menjawab, “Air mata adalah cara untuk ibu mengekspresikan kesenangannya, kesedihannya, kekecewaannya, kesakitannya, kesepiannya, kesulitannya dan kebanggaannya.”

“Tuhan memang ahlinya…”, malaikat berkata pelan.

Air mata seorang ibu kadangkala sangat sulit untuk diekspresikan. Kadang itu adalah air mata kekecewaan, kadang air mata sukacita. Kadang air mata kemarahan, kadang air mata luapan perasaan haru ataupun air mata kesenangan yang luar biasa. Air mata ibu adalah kelemahan sekaligus kekuatannya. Dengan linangan air mata dan doa seorang ibu yang tidak putus, kita semua dibesarkan…

🙂

HAPPY MOTHER’S DAY

 

 

525010_497932393580390_152521575_n

Sadarkah Tindakan Kecilmu Berpengaruh Besar

-Renungan-
Ada seorang anak kecil yang sedang mempersiapan bekal saat semua orang sedang terlelap tidur. Anak kecil itu ingin sekali bertemu dengan Tuhan, dan untuk menemuinya, dia berpikir bahwa perjalanan yang ditempuh cukup panjang.

Anak kecil itu membawa beberapa potong roti dan 2 botol susu cokelat kesukaannya. Anak itu menunggu fajar untuk memulai perjalanannya.

Dalam perjalanan, dia melihat ada seorang kakek tua duduk di taman sambil memberi makan burung. Anak itupun mendekat dan duduk disamping lelaki tua itu.

Saat anak kecil itu mngeluarkan roti, lelaki tua itu hanya menatapnya. Lalu anak kecil itu menawarkan rotinya pada lelaki tua itu. Dia tersenyum lebar saat menerima pemberian itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Senyum lelaki tua itu sangat luar biasa sehingga menarik perhatian anak ini. Anak kecil itu menjadi lebih bisa menikmati bekalnya. Karena sangat senang, anak kecil itu menawarinya sebotol susu.

Lelaki tua itu menyambutnya dengan senyum yang istimewa. Senyum yang indah.

Saat matahari akan tenggelam, mereka berdua beranjak pulang. Sebelum melangkahka kakinya lebih jauh, anak kecil itu berbalik dan memeluk lelaki tua itu. Hanya senyuman lebar tanpa kata yang lelaki tua itu berikan.

Setibanya di rumah, ibu anak kecil itu merasa heran melihat anaknya sangat gembira dan tanpa ditanya anak itu berkata, “Bu, hari ini saya makan siang bersama Tuhan di taman. Senyumnya sangat indah, senyum yang belum pernah aku lihat selama ini.”

Sebaliknya, saat lelaki tua itu tiba di rumah, dia bercerita dengan keluarganya, “Hari ini aku makan roti dan minum sebotol susu bersama Tuhan di taman. Dan ternyata dia sangat muda dari yang kuduga.”

Kadang kita tidak pernah menyadari bahwa senyuman, perkataan, perhatian kecil, dan pemberian yang tulus itu sangat berarti bagi orang lain. Semua hal itu dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik.

So mulai hari ini jangan galak2 .. jangan jutek2 .. tersenyum & bagiin kasih Tuhan ke orang2 yang kamu temui 🙂

—————————————————————————————————————————————————————–
409535_2307468586078_1830238706_1421839_1684832799_n

Amsal 15:1. Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.

Amsal 15:18. Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.

 

sumber : yesHEis.com Indonesai

Jadilah Tenang

Alkisah pada suatu hari .. saat para penambang sedang menggali, tiba-tiba aliran listrik terputus dan semua lampu menjadi padam. Mereka tidak dapat melihat apa-apa. Kepanikan pun terjadi di antara mereka, beberapa orang berusaha menyelamatkan diri dengan berlari tetapi usaha tersebut sia-sia, mereka hanya menabrak dinding terowongan tersebut karena kegelapan begitu pekat sehingga mere

ka tidak tahu arah yang dituju. Mereka berteriak-teriak dan berlari kesana kemari, dan usaha itu pun gagal.

Mereka semua merasa kelelahan, duduk terkulai dan merasa tidak ada harapan. Tetapi tidak lama kemudian seseorang diantara mereka mengatakan “Lebih baik kita semua duduk tenang dan berusaha merasakan hembusan angin. Kita tahu bahwa angin hanya bisa masuk melalui pintu tambang ini.” Mereka pun duduk dengan tenang, pada awalnya mereka kesulitan untuk merasakan angin dan tidak merasakan apa-apa. Tetapi lama kelamaan mereka menjadi lebih peka dan mulai merasakan hembusan angin. Semakin mereka menenangkan hati dan pikiran mereka, semakin mereka merasakan hembusan angin yg bertiup dari pintu tambang. Akhirnya mereka semua dapat menemukan pintu tambang tersebut dan dapat keluar dari sana.

Kehidupan kita di dunia ini tidak jauh berbeda dengan para penambang tersebut. Di sela-sela kehidupan kita,terkadang kita mengalami saat saat dimana kita mengalami kepanikan, keputusasaan bingung dan menjadi gelisah saat datang kesulitan dan pencobaan. Jiwa kita merasakan kepenatan yang luar biasa, dan jalan keluar tidak kunjung ada. Hanya ketika kita mencari Tuhan jiwa kita menjadi tenang. Rasakan lebih dalam bisikan Tuhan, Dia membimbing kita ketika dalam pencobaan, dan kita akan mendapatkan pemecahan atas masalah yang kita hadapi.

Duduklah dengan tenang di kaki Tuhan, pejamkan mata dan berdoa, Tenanglah jiwaku dalam naungan sayapMu. Yes 30:15 “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.”

——————————————————————————————————————————————————————–

keep_calm_and_pray_on_postcard-p239136707443276779z85wg_400

I Petrus 4:7. Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.

 

sumber : yesHEis.com Indonesia

 

Tuhan Tak Pernah Meninggalkan Kita

-Kisah-

Roni Bersama ayahnya sangat suka berpergian bersama. Bagi Roni bepergian bersama ayahnya adalah momen terbaik karena mereka bisa bercerita banyak di mobil, masa muda ayahnya dapat iya dengarkan ketika mereka bersama. Beliau seak

an tidak pernah kehabisan akal untuk menceritakan berbagai hal menarik.

Suatu hari Roni dan ayahnya berkendara menuju sebuah tempat dengan mengendarai mobil, Roni lah yang mengemudikan mobil tersebut. Di tengah perjalanan mereka, terlihat awan kelam menyelimuti langit dan angin kencang. Langit semakin gelap dan awan bertiup kencang kemudian turun hujan yang sangat lebat, badai itu begitu hebat. Terlihat beberapa kendaraan mulai menepi, Roni dengan wajah gelisah bertanya kepada ayahnya “Ayah apakah kita juga menepi?” “Teruslah mengemudi” jawab ayahnya dengan singkat. Roni terus mengemudi, angin semakin kencang dan pohon-pohon mulai tumbang suasana semakin menakutkan, terlihat mobil-mobil besar mulai menepi. Roni bertanya lagi kepada ayahnya “Ayah bagaimana ini?” tanyanya dengan resah. “Teruslah mengemudi” sahut ayahnya dengan terus melihat kedepan. Hujan semakin deras, jarak pandang semakin sulit untuk melihat dan angin begitu hebat mengguncang mobilnya.

Roni berusaha mengemudikan mobilnya dengan perlahan, setelah beberapa kilometer cuaca mulai membaik dan hujan sudah berhenti dan akhirnya mereka sampai di daerah yang kering dan matahari bersinar. “Sekarang kalau kau mau berhenti dan keluar silahkan” kata ayahnya sambil tersenyum. “Kenapa sekarang?” tanya Roni heran. “Agar kau bisa melihat keadaan dirimu seandainya kamu berhenti di tengah badai”. Roni pun keluar dari mobil dan melihat dibelakangnya badai terus berlangsung, ia teringat mobil-mobil yang berhenti disana. “Jangan pernah berhenti walaupun di tengah badai”

Dalam menjalani hidup ini, kita selalu ditemani olah Bapa sorgawi dan terus menyertai kita dalam kesulitan. Bapa memberikan kita tangannya untuk mendampingi kita. Sebesar apapun masalah anda, teruslah berjalan menghadapi itu karena ada Bapa yang mendampingi kita semua. Percayalah di depan sana terdapat cahaya dan suasana tenang yang menanti.

Tanpa badai hidup kita tidak dapat memahami arti mengandalkan Tuhan dalam segala keadaan

182298_496713360368960_1042261192_n
———————————————————————————————————————————————————————-
Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Renungan Harian : LONCENG DAN KERETA SALJU

santa8l-edit

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Renungan Harian- Senin, 17 Desember 2012

Baca: Mazmur 100:1-5

Ketahuilah, bahwa Tuhanlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. (Mazmur 100:3)

Bacaan Alkitab Setahun:
Filipi
Apa lagu Natal favorit Anda? Banyak orang senang menyanyikan lagu Jingle Bells, bahkan menjadikannya bagian dari ibadah perayaan Natal. Tahukah Anda bahwa lirik asli lagu ini bercerita tentang asyiknya naik kereta salju dengan lonceng yang berdentang sepanjang jalan? Sama sekali tak berkaitan dengan kelahiran Yesus. Memang dalam bahasa Indonesia liriknya diubah, tetapi, entah berapa banyak orang yang menyadarinya. Kerap sesudah menyanyikan lirik bahasa Indonesia, orang menyambungnya dengan lirik bahasa Inggris.

Bukan hanya saat Natal, mungkin saja kita memang jarang berpikir panjang tentang apa yang kita nyanyikan saat ibadah. Tidak demikian halnya dengan pemazmur. Ia menasihati jemaat yang datang beribadah: Ketahuilah siapa Tuhan yang kamu sembah dan siapa kamu di hadapan-Nya! (ayat 3). “Ketahuilah” di sini bukan sekadar mengetahui informasi tentang Tuhan, tetapi mengenal Dia dengan karib, sehingga ketika ada pernyataan-pernyataan yang keliru tentang Dia, kita dapat segera meluruskannya. Jemaat harus tahu jelas kepada siapa penyembahan mereka ditujukan. Penghormatan, rasa syukur, dan pujian sejati lahir dari pengenalan yang karib akan Pribadi dan karya Tuhan.

Tanpa pikir panjang, kita bisa memiliki cara pandang atau membuat pernyataan yang keliru tentang Tuhan. Mempersiapkan Natal di tempat kita masing-masing, mari pikirkan baik-baik acara-acara perayaan yang diadakan, serta lagu-lagu yang diperdengarkan. Apakah Pribadi dan karya Tuhan dinyatakan dengan benar di sana? Apakah melaluinya orang akan dibawa untuk mengakui kebesaran Tuhan, makin mengasihi dan menghormati-Nya?—LIT

APA YANG KITA NYATAKAN TENTANG TUHAN
MENGGAMBARKAN APA YANG KITA PIKIRKAN TENTANG DIA.

Sumber : Lily Teofilus-http://www.renunganharian.net

Titik Hitam atau Halaman Putih ???

311166_488552441185052_306891129_n

 

Di suatu hari ada seorang guru membawa selembar kertas HVS. Dia melukiskan sebuah titik hitam tepat ditengah-tengahnya, kemudian bertanya kepada murid-muridnya,”Apa yang kalian lihat?” Tentu saja satu kelas menjawab dengan kompak, “Sebuah titik hitam!” Guru itupun tersenyum dan bertanya kembali, “Benarkah hanya itu yang kalian lihat?” Dan seisi kelaspun hanya terdiam karena memang itu yang digambarkan guru mereka ke dalam selembar kertas tersebut..

 

Andaikan pertanyaan tersebut dilontarkan kepada kamu, apa jawabanmu? Apakah kamu akan menjawab seperti yang di jawab murid-murid di atas? Jika YA, berati ada yang perlu dirubah dari cara pandangmu.

Sering sekali kita hanya berfokus pada hal-hal sangat kecil. Coba perhatikan kembali kertas HVS tersebut!

Bagaimana dengan kertas putih yang lebih besar dari titik hitam tersebut?

Itulah kebiasaan kita, sering kita hanya berfokus pada hal-hal buruk meskipun itu sangat kecil dan mengabaikan hal-hal baik yang sebenarnya jauh lebih besar dari hal buruk tersebut.

Sebagai contohnya, andaikan seharian ini kita bertemu dengan puluhan orang yang menyenangkan tapi tiba-tiba datang seseorang yang sangat menyebalkan, pasti kita akan mengatakan bahwa hari itu adalah hari yang menyebalkan. Jarang sekali ada yang mengatakan, “Hari ini luar biasa sekali, ku bisa bertemu dengan puluhan orang yang menyenangkan.”

kita sering bad mood hanya karena 1 kejadian yang kurang berkenan dengan diri saya. Padahal kalo dibandingkan dengan kejadian-kejadian baik yang terjadi, jauh lebih banyak kejadian menyenangkan yang kita alami.

 

ubahlah cara pandang agar kita menjadi lebih bijaksana !!

Mazmur 119 : 66
“Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintah-Mu.

sumber : yesHEis.com Indonesia

 

Bahan Renungan Penyambut Natal

———————————————————————————————————————————————————————-

Seorang anak kecil menanggapi Natal :

“Ma…ma…ma bentar lagi Natalan, adek hadiahnya taun ini kudu lebih keren dari taun lalu yah”

Seorang Remaja menanggapi Natal :

“Weh…bentar lagi Natalan neh. Besok ke gereja pas perayaan bawa pacar akh”

Seorang Pemuda menanggapi Natal :

“Fyuh…sibuk banged neh gua udah masuk Desember pelayanan digenjot terus.”

Bapak-bapak menanggapi Natal :

“Buat perayaan Natal butuh dana banyak neh, mulai nyari-nyari sponsor neh”

Ibu-Ibu menanggapi Natal :

“Udah mau masuk Desember neh, belanja baju ma makanan dech buat persiapan Natalan ntar”

———————————————————————————————————————————————————————-

Sekilas cara tiap-tiap generasi ini menanggapi Ntal emang beda, tapi ada satu presepsi yang menyamakan mereka

“Natal itu waktu Tuhan Yesus lahir kedunia sebagai “BAYI” yang lucu dan lahirnya dikandang domba. Dan Dia lahir untuk menebus kita semua”

Kasihan yah, tiap tahun Yesus dirayain sebagai bayi terus. 🙂
Pointnya disini adalah walau sekilas tanggapan setiap generasi ini berbeda-beda, tapi semuanya masih menanggapinya seperti layaknya ank-anak menanggapi Natal.
-Dimana bedanya seorang bapak-bapak yang sibuk berdoa minta dana untuk perayaan Natal dengan seorang anak-anak yang minta hadiah Natal .
-Dimana bedanya seorang remaja yang bawa pacar diibadah Natal, dengan seorang anak yang pamer mainan dengan teman-temannya.
-Dimana bedanya seorang ibu yang membuat seragam natal, dengan seorang anak yang pamer baju baru.
-Dimana bedanya seorang pemuda yang mengeluh karena banyak pelayanan dengan seorang anak-anak yang mengeluh karena tidak dapat hadiah Natal.

Secara tidak sadar kita terjebak dalam sugesti ini,dimana kita masih menanggapi Natal seperti anak-anak.

1 Korintus 3:1-3

Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya.
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?

Disini Paulus menyampaikan bahwa orang-orang Korintus belum bisa dikatakan dewasa karena mereka masih hidup secara manusia duniawi. Emang sih kita masih hidup di dunia jadi gemanapun juga kita masih memerlukan hal-hal yang berkaitan dengan daging. Tapi disinilah tuntutanya untuk kita bisa dewasa dalam Tuhan, untuk tidak lagi memikirkan hal-hal duniawi tapi memulai sesuatu lebih ke hal-hal rohani.

Miris kadang tiap kali Natal, yang kita doakan hanyalah hal-hal yang berkaitan dengan keinginan kita.
“Tuhan, dari Natal tahun ini mudah-mudahan aku mendapatkan jodoh”

“Tuhan, dari Natal tahun ini mudah-mudahan usaha pekerjaanku jauh lebih diberkati”

“Tuhan, dari Natal tahun ini mudah-mudahan aku bisa dapet apa yang aku mau. Semuanya yah Tuhan”

Dimana coba specialnya, Tuhan kita itu pasti bisa mengabulkan apa yang kita doakan. Gak usah nunggu natal kan :D……

Hal yang kadang kita lupa adalah sebuah penyerahan diri dan perubahan kehidup yang baru. Natal adalah sebuah penyerahan Kristus oleh Allah Bapa sebagai penebus. Natal juga sebagai perayaan lahirnya penebus kita, dimana Kristus lahir untuk menebus orang-orang yang berdosa yang tinggal dalam gelap untuk beralih dalam terang yang dari Tuhan.

1. Penyerahan diri 

Sebagai manusia yang dewasa dalam Tuhan…kita perlu belajar menguji hati kita. Hati kita ini udah bener-bener buat Tuhan belum sih. Atau tiap kita pelayanan cuma biar dilirik cewe atau cowo???hehehe 😀
Dalam penyerahan diri, ada sebuah keterbukaan hati untuk diajar, ditegur, diingatkan. Kadang keegoisan kita yang selalu bilang “ini kan gue, gue yah kaya gene” bisa jadi menghambat proses pengujian hati kita. Jadi mulai dari membuka hati untuk ditegur dulu yah…abis itu biar Tuhan lanjutkan sisa-sisa pengujian hati kita. 🙂
Mudah-mudahan Natal tahun ini, kita semua bisa memaknainya dengan penyerahan diri secara all out buat Tuhan.

Mazmur 26:2 Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.

2. Hidup Baru

Percaya, dibaptis, dan jadi orang Kristen keknya masih kurang dech buat bisa disebut anak Allah :). Namanya anak kan pasti mengenal orang tuanya, mengenal Bapanya…iya gak 😉 . Dan bagaimana kita mengenal Bapa kita melalui pribadi Kristus, yah dengan cara kita hidup sejalan dengan Kristus. Emang susah yah buat bisa melakukan yang benar dihadapan Tuhan, tapi yang Tuhan mau adalah buat kita tetap melakukannya walaupun susah Just do it ajah Bro/Sist. Biar Tuhan yang uji usaha kita. Sampai akhirnya kita bakal dapati ada manusia baru yang bersarang dalam diri kita yang so pasti mengenal Tuhan, cz mengikuti teladan Kristus. 🙂

Efesus 4:21-24 Karena kamu telah mendengar tentang Dia dan menerima pengajaran di dalam Dia menurut kebenaran yang nyata dalam Yesus, yaitu bahwa kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus menanggalkan manusia lama, yang menemui kebinasaannya oleh nafsunya yang menyesatkan, supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Jadi sebenarnya Natal itu bukan hanya perayaan, tapi sebuah peringatan dimana kita sudah diingatkan akan sebuah hadiah yang paling luar biasa yaitu seorang Penebus. Jadi gak ada salahnya kan kalo mulai dari Natal Tahun ini, kita gak cuma minta mulu, tapimau kasih sesuatu buat Tuhan yang udah menebus kita, yaitu dengan memberika “Hidup Kita” 🙂

SO…selamat menyambut Natal Bro and Sist. 😀 JBU always

Undangan-Natal

Pelaku atau Penonton?

Ayat bacaan: 1 Petrus 2:9
==================
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”

Setiap akhir pekan kita dimanjakan oleh pertandingan sepakbola dari liga-liga terkemuka di Eropa. Tim-tim favorit kita dari Inggris, Spanyol atau Italia akan membuat kita bersorak atau geregetan tergantung dari permainan mereka. Dalam setiap pertandingan sepak bola akan ada dua sisi disana. Di satu sisi ada pemain-pemain yang berjuang di lapangan. Mereka berusaha mati-matian mengeluarkan segenap kemampuan yang ada untuk menang, jatuh bangun, bahkan tidak jarang dalam keadaan cedera sekalipun mereka akan tetap memaksakan diri untuk bertanding dan memberi yang terbaik dari mereka. Di sisi lain kita melihat pula ribuan supporter atau penonton yang akan bersorak mensupport tim favorit, termasuk di dalamnya kita yang menonton dari layar televisi. Layaknya penonton yang tidak terlibat langsung dalam permainan, kita akan puas hanya dengan menikmati pertandingan. Kita bersorak ketika tim kita membobol gawang lawan, berteriak memprotes keputusan wasit, juga dengan mudah mencela ketika sebuah tim tampil buruk. Komentar-komentar pedas, menghujat pelatih atau pemain pun akan sangat mudah kita keluarkan. Kita bahkan sering menjadi komentator-komentator yang seolah lebih hebat dari pelatih.

Dalam kehidupan kerohanian kita dimanakah posisi kita berdiri? Apakah kita berada di posisi pemain atau masih sebagai penonton? Pada kenyataannya lebih banyak orang Kristen yang puas dengan hanya berada di bangku penonton ketimbang aktif secara langsung dalam melakukan pekerjaan Tuhan di dunia ini, alias berperan sebagai pemain. Kebanyakan lebih suka untuk berpangku tangan, hanya ingin menerima berkat buat diri sendiri dan tidak mau terlibat langsung untuk menjadi agen-agen Tuhan. Melayani Tuhan itu hanya tugas pendeta atau para pengerja. Urusan duniawi seringkali dianggap jauh lebih penting ketimbang menerima panggilan Tuhan yang menurut kita hanya buang-buang waktu dan tidak membawa keuntungan apa-apa secara materi.

Apakah Tuhan hanya menginginkan sebagian orang saja buat berperan secara aktif mewartakan Injil? Tidak. Firman Tuhan secara tegas berkata: “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Petrus 2:9). Sebuah bangsa, itu bicara tentang keseluruhan dan bukan hanya segelintir pribadi. Kita dikatakan imamat yang rajani. Itu artinya kita dimata Tuhan dianggap sebagai imam-imam yang melayani raja atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan royal priesthood, yang tidak lain kepunyaan Allah sendiri. Dan ini bukanlah pemberian gelar tanpa maksud. Gelar sebesar itu menunjukkan panggilan bagi kita untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Tuhan secara aktif lewat berbagai kesaksian akan karya nyata Tuhan dalam hidup kita. Ini adalah sebuah panggilan untuk semua anak-anak Tuhan tanpa terkecuali, termasuk anda dan saya tentunya. Yesus sendiri sudah berpesan dengan sangat jelas agar kita menjadi rekan sekerjaNya lewat Amanat Agung yang Dia berikan tepat sebelum kenaikanNya kembali ke Surga. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20).

Untuk menjalankan itu semua kita pun sudah dipersiapkan secara baik. selain Yesus sudah berjanji untuk senantiasa menyertai kita, Dia juga telah membekali kita dengan kuasa-kuasa luar biasa. “Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.” (Lukas 10:19). Dan Yesus juga berkata “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” (Kisah Para Rasul 1:8). Kuasa diberikan agar kita mampu berperan langsung menjadi saksi Kristus baik di lingkungan kita bahkan bisa meningkat sampai ke ujung bumi. Semua ini dengan jelas menyatakan bahwa tidak satupun dari kita yang dipanggil hanya untuk berpuas diri sebagai penonton saja. Kita semua dituntut untuk menjadi pemain-pemain yang siap berbuat yang terbaik dengan segala yang kita miliki, sesuai dengan panggilan kita masing-masing, untuk menjadi rekan-rekan sekerja Tuhan di muka bumi ini.

Jika anda rindu untuk melihat Kerajaan Allah terus diperluas di dunia ini, maka itu artinya anda harus pula terjun dan berperan secara langsung di dalamnya. Kenyataannya lebih banyak orang yang hanya datang ke gereja sebagai penonton saja, hanya mencari berkat bagi diri mereka sendiri dan tidak mempedulikan keselamatan orang-orang di sekitarnya. Mereka hanya mau menerima tanpa pernah mau peduli terhadap orang lain ataupun terhadap tugas yang sebenarnya sudah diberikan kepada mereka sebagai anak-anak Tuhan penyandang gelar imamat yang rajani. Yesus sendiri sudah menyatakan, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” (Matius 9:37). Seharusnya kita tersentil mendengar kata-kata Yesus ini dan mulai mau berpikir untuk melakukan karya nyata kita secara langsung.

Marilah kita menjadi terang yang bercahaya dalam kehidupan kita. Yesus menghimbau kita “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 9:16). Tidak ada terang yang akan berfungsi jika hanya disimpan dibawah kolong atau dalam kotak. Terang hanya akan bercayaha jika diletakkan di atas dalam kegelapan. Jika terang sudah berfungsi sebagaimana mestinya, maka tidak ada satupun kegelapan yang mampu menelan terang. Demikian pula kita semua, anak-anak Tuhan hendaklah bertindak sebagai pemain-pemain andalan Tuhan secara langsung dan tidak berhenti hanya sebagai penonton saja, apalagi hanya sibuk mengomentari, mengeluh, memprotes dan mencela tanpa mau berbuat sesuatu yang nyata. Siapkah anda bermain dalam arena Kerajaan Allah? Siapkan diri anda, jadilah pemain-pemain tangguh dan beritakanlah betapa besar perbuatan-perbuatanNya bagi kita.

Kita adalah pemain-pemain tangguh dan bukan penonton